Medan, CNN Indonesia — Sebanyak 123 warga keracunan gas saat PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) membuka lubang bor, di Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, Kamis (22/2).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina, Muksin Nasution mengatakan warga yang keracunan berasal dari Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga Kecamatan Puncak Sorik Merapi.
“Kejadiannya pada Kamis 22 Februari 2024 pukul 19.15 WIB. Saat itu PT SMGP melakukan percobaan pembukaan lubang bor yang mengakibatkan warga banyak mengalami mual, muntah, pusing dan pingsan,” kata Muksin kepada CNNIndonesia.com, Jumat (23/2)
Muksin menyebut mereka kini telah mendapat perawatan, 38 orang di RSUD Panyabungan, 40 orang di RS Permata Madina Panyabungan, 40 orang di Puskesmas Sibanggor Jae, 3 orang di Puskesmas Kayulaut, dan 2 orang di Klinik Bidan Irma Desa Huta Tinggi.
“Korban mengalami muntah-muntah, lemas dan pingsan. Korban jiwa tidak ada. Ada sebagian korban yang sudah pulang dan sebagian lainnya masih dirawat. Petugas saat ini masih melakukan pendataan di lokasi,” ujarnya.
Masyarakat yang mengalami keracunan gas akibat aktivitas PT Sorik Merapi Geothermal Power sudah berulangkali terjadi.
Misalnya pada 25 Januari 2021 terjadi kebocoran gas dari sumur pengeboran di Wellpad Tenggo. Dalam insiden itu, lima orang meninggal dunia dan 44 orang pingsan akibat menghirup gas beracun.
Tak berhenti sampai di situ, kebocoran gas beracun dari aktifitas PT SMGP kembali terulang. Pada Senin 7 Maret 2022, tercatat 58 orang mengalami keracunan gas H2S dari kegiatan PT SMGP. Seluruh korban mendapatkan perawatan di rumah sakit karena mengalami mual-mual, pusing dan sesak nafas.
Kemudian pada Sabtu 17 September 2022, delapan orang jatuh pingsan akibat keracunan gas dari lokasi Wellpad Tenggo proyek milik PT SMGP. Polisi melakukan penyelidikan. Meski mengambil banyak korban jiwa, proyek tersebut tetap beroperasi kembali.
(fnr/fra)